TUGAS
2
PEMINDAHAN
TANAH MEKANIS
STUDI KASUS MENGENAI ALAT
BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN RAYA

KELOMPOK
4
1. Agung
Nugraha (10317281)
2. Aulia Hanif (16317473)
3. Dayu Aditama P. (11317471)
4. Fhemema R. K. (12317332)
5. M. Sihabudin (13317671)
6. Satria Mudzaki (15317542)
7. Yosep Ray F. S. (17317290)
JURUSAN
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS
TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2019
STUDI KASUS MENGENAI ALAT BERAT PADA PROYEK
PEMBANGUNAN JALAN RAYA
1.
Pengertian
Umum Alat-Alat Berat
Alat berat adalah mesin berukuran besar yang didesain untuk
melaksanakan fungsi konstruksi
seperti pekerjaan tanah dan memindahkan bahan bangunan. Alat berat pada umumnya
terdiri atas lima komponen, yaitu implemen, alat traksi, struktur, sumber
tenaga dan transmisinya (power train),
serta sistem kendali.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Alat Berat
Dalam merencanakan proyek-proyek yang dikerjakan dengan alat
berat, satu hal yang penting adalah bagaimana menghitung kapasitas operasi alat
berat. Biasanya kapasitas operasi dari suatu alat berat dinyatakan dalam m3/jam atau Cu
yd/jam dan produksi alat dinyatakan dalam volume pekerjaan yang dikerjakan
persiklus waktu dan jumlah siklus dalam satu jam kerja.
a. Sifat kembang susut tanah
Yang dimaksud
dengan kembang susut tanah adalah perubahan baik berupa penambahan atau
pengurangan
volume tanah setelah diolah atau diubah dari bentuk asalnya. Volumenya
pekerjaan tanah umumnya diukur dalam tiga kondisi, seperti :
a.
Kondisi asli (bank cubic meter/BCM)
b.
Kondisi lepas (loose cubic meter/LCM)
c.
Kondisi padat (solid measure/SM)
b. Efisiensi kerja (E)
Produktifitas
kerja dari suatu alat yang diperlukan merupakan standard dari alat tersebut bekerja
dalam kondisi ideal dikalikan suatu faktor dimana faktor tersebut merupakan
faktor efisiensi kerja (E). Efisiensi sangat tergantung kondisi kerja dan
faktor alam lainnya seperti keadaan topografi, keahlian operator, pemiliha
standard perawatan dan lain-
lain yang berkaitan dengan pengoperasian alat.
3. Studi Kasus
Studi kasus adalah penelitian yang bertujuan memberikan
gambaran secara detail tentang latar belakang, sifat, maupun karakter yang khas
dari suatu kasus. Dalam hal ini disusun hal–hal yang harus dilakukan dengan
tujuan untuk efektifitas waktu dan pekerjaan penelitian ini. Salah satu tahapan yaitu efektifitas penggunaan
alat–alat berat pada aktifitas terhadap durasi.
4. Jenis Alat Berat Yang Ditinjau
a. Backhoe

Backhoe adalah alat yang digunakan
untuk melakukan pekerjaan galian tanah serta meratakan dinding tebing
tanah/menggaruk terutama pada perbukitan. Sebagian besar backhoe dilengkapi dengan arms
hydraulic dan kabel yang
terdapat dibagian depan lengan berfungsi untuk menggerakan bucket agar
dapat mengangkat, meletakkan dan mengaruk material. Kebanyakan pompa
hidrolik dikendalikan dari gearbox power.
Backhoe terdiri dari beberapa bagian utama,
yaitu :
a)
Bagian atas (yang dapat
berputar) disebut revolving unit, pada
bagian revolving unit sendiri ada dua
bagian, yaitu cabin dan upper stucture.
b)
Bagian bawah (untuk gerak
maju, mundur/berjalan) disebut travel unit.
c)
Attachment
unit adalah perlengkapan yang diganti sesuai
kebutuhan, pada bagian ini terdapat beberapa bagian, yaitu boom, boom cylinder, arm
cylinder, bucket cylinder, arm dan bucket.
Menghitung produktivitas backhoe
:
· Waktu siklus dan kerja backhoe
Ada enam gerakan dasar dalam
mengoperasikan excavator yang
mencakup gerakan-gerakan pada masing-masing bagian, yaitu :
a.
Gerakan boom, merupakan gerakan boom yang mengarahkan bucket menuju tanah galian.
b.
Gerakan bucket menggali, merupakan gerakan bucket saat menggali material.
c.
Gerakan bucket membongkar, merupakan gerakan bucket yang arahnya berlawanan saat menggali.
d.
Gerakan lengan, merupakan
gerakan mengangkat lengan dengan
radius sampai 100°.
e.
Gerakan slewing ring, gerakan pada as yang bertujuan agar bagian atas backhoe dapat berputas sampai 360°.
f.
Gerakan struktur bawah,
digunakan untuk berpindah tempat jika area selesai digali.
Keenam gerakan tersebut
merupakan lamanya waktu siklus, namun demikian kecepatan
waktu siklus ini tergantung pada besar kecilnya ukuran backhoe, makin kecil backhoe maka waktu siklus
akan lebih cepat karena lebih gesit,
berlainan dengan backhoe yang
berukuran besar.
· Produksi backhoe
Menghitung
kapasitas produksi :

Dimana :
Q = Produksi per jam (m3/jam)
Cm
= Waktu siklus (detik)
q = Produksi persiklus (m3)
E = Efisiensi kerja
Produksi per siklus :

Dimana :
q1 = Kapasitas
munjung menurut spesifikasi (m3)
K = Faktor bucket
b. Dump truck

Untuk pekerjaan konstruksi
sipil umumnya digunakan truk yang dapat membuang muatan dari bak secara
otomatis. Truk semacam ini disebut dengan dump truck atau tipping truck. Penumpahan muatan
(dumping) dilakukan dengan cara hidrolis yang
menyebabkan bak terangkat pada satu sisi, sedang sisi lain yang berhadapan
berputar sebagai engsel. Dengan membedakan arah muatan ditumpahkan dump truck dibedakan dalam 3 macam,
yaitu :
a.
Rear
dump truck yang membuang muatan ke belakang.
b.
Side dump truck yang membuang
muatan ke samping.
c.
Bottom
dump truck yang membuang muatan melalui bawah bak.
· Waktu siklus dump truck
a)
Waktu muat.
b)
Waktu angkut.
c)
Waktu bongkar muatan.
d)
Waktu untuk kembali.
e) Waktu
yang dibutuhkan oleh dump truck
untuk mengambil
posisi dimuat kembali. Waktu siklus adalah jumlah dari kelima waktu tersebut.
· Produksi
dump truck
Menghitung
kapasitas produksi :
q = q1 × K
Dimana
:
Q = Produksi per jam (m3/jam) q = Produksi persiklus (m3)
Et = Efisiensi kerja dump truck
Cmt =
Waktu siklus dump truck (menit)
K = Faktor bucket
c. Bulldozer

Pada dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan
traktor sebagai tempat dudukan dengan penggerak utamanya, jadi berupa attachement. Tetapi sudah menjadi
kebiasaan umum bahwa bila kita menyebut bulldozer,
yang kita ketahui adalah traktor yang dilengkapi dengan dozer attachement. Dalam hal ini attachementnya adalah blade, atau perlengkapannya adalah blade.
Menurut track shoenya bulldozer dibedakan
sebagai berikut :
a.
Crawler
tractor dozer (dengan roda kelabang).
b.
Wheel
tractor dozer (dengan roda ban).
c.
Swamp
bulldozer (untuk daerah rawa-rawa).
Berdasarkan penggerak bladenya, bulldozer dibedakan sebagai berikut :
a.
Cable
controlled (kendali
kabel).
b.
Hydraulic
controlled (kendali
hidrolis).
Beberapa
jenis pisau yang digunakan pada bulldozer
dan atau angle dozer ada beberapa
jenis, antara lain sebagai berikut :
a. Universal blade (U-Blade), ialah pisau yang berguna untuk efektivitas produksi.
Hal ini memungkinkan bulldozer dapat mendorong/membawa muatan lebih
banyak karena kehilangan muatan yang relatif lebih kecil dalam jarak angkut cukup jauh.
b.
Straight
blade (S-Blade),
ialah jenis pisau yang cocok untuk segala jenis medan, blade ini merupakan modifikasi dari U-Blade, manuver lebih mudah dan dapat membawa material lebih mudah.
c.
Angling
blade (A-Blade),
ialah pisau yang digunakan untuk posisi lurus dan menyudut.
d.
Cushion
blade (C-Blade),
ialah blade yang diengkapi dengan rubber cushion (bantalan karet) untuk meredam
tumbukan.
e.
Bowldozer,
ialah pisau yang dibuat untuk membawa/mendorong
material dalam jumlah kehilangan yang sesedikit mungkin. Hal ini dimungkinkan
karena adanya dinding-dinding baja pada samping dan bagian bawah.
f. Light material u blade (U-Blade untuk material ringan), ialah
pisau yang direncanakan untuk pekerjaan yang nonkohesif, atau material lepas
yang ringan, misalnya stock pile.
·
Waktu
siklus bulldozer
Waktu siklus yang dibutuhkan bulldozer
untuk menyelesaikan pekerjaan adalah dimulai pada saat menggusur, ganti persneling dan mundur
4. Biaya Operasi
Biaya
operasi merupakan biaya tidak tetap/biaya variabel yang hanya diperhitungkan selama alat-alat berat
tersebut digunakan, jadi berbeda dengan biaya tetap yang tetap diperhitungkan
baik alat-alat berat tersebut dioperasikan ataupun tidak. Besarnya biaya
operasi ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti lokasi pekerjaan,
kondisi medan pekerjaan, jenis peralatan, lama pengoperasiannya per hari serta
keterampilan operator.
a. Biaya bahan bakar
Untuk
konsumsi bahan bakar alat tergantung dari besar kecilnya daya mesin yang digunakan di samping kondisi medan yang ringan atau berat
juga menentukan. Pabrik pembuat alat biasanya memberikan prakiraan konsumsi
bahan bakar sesuai daya mesin alat yang dinyatakan
dalam liter/jam. Untuk menentukan biaya
kebutuhan bahan bakar rumus yang digunakan adalah.
b. Biaya minyak pelumas
Biaya
pemakaian pelumas dihitung berdasakan pemakaiannya perbulan untuk setiap
alat-alat berat yang datanya diperoleh dari rata-rata pemakaiannya di lapangan.
Pemakaian minyak hidrolis dan bahan pelumas dipengaruhi oleh jenis alat berat
dan sifat pekerjaannya juga dipengaruhi oleh konstruksi mesin.
c. Biaya operator
Biaya operator tergantung dari lokasi pekerjaan dan jenis alat yang digunakan. Gaji operator biasanya dibayar secara bulanan ditambah dengan uang makan operator per hari, jadi biaya operator per bulan dapat dihitung dari gaji dan uang makan operator tersebut. Jumlah pekerjaan yang diperlukan untuk suatu alat berat berbeda-beda menurut jenis alatnya. Makin kompleks alatnya makin banyak pula pekerjaan yang dibutuhkan untuk mengoperasikannya. Besarnya upah pekerjaan sangat tergantung pada jenis pekerjaannya, operator untuk alat berat yang kompleks akan mempunyai upah yang lebih tinggi dari operator alat yang lebih sederhana.
d. Biaya Tidak Langsung
Biaya
tidak langsung adalah biaya yang diperlukan untuk mengelola suatu alat yang
terdiri dari :
a.
Biaya pool
b.
Biaya kantor
c.
Biaya resiko, dan sebagainya
Biaya tidak
langsung ini berkisar antara 10% - 20% dari biaya total penggunaan alat.
5. Rencana Pemakaian Alat
Pemilihan
alat berat dilakukan pada tahap perencanaan dimana jenis,
jumlah dan kapasitas alat merupakan faktor penentu.
Tidak setiap alat berat dapat dipakai untuk setiap proyek konstruksi, karena
itu pemilihan alat berat yang tepat sangatlah diperlukan. Apabila terjadi kesalahan
dalam pemilihan alat berat maka akan terjadi keterlambatan didalam pelaksanaan,
biaya membengkak akibat alat berat yang tidak dipergunakan di lapangan dan
hasil yang tidak sesuai dengan rencana.
Proyek jalan ada umumnya menggunakan bulldozer, backhoe, loader, dump truck,
motor grader dan lain-lain. Bulldozer
digunakan untuk menghampar tanah isian/urugan. Backhoe digunakan untuk menggali/memotong tanah agar kondisi tanah
sesuai dengan yang direncanakan.
® Penggalian Tanah
Pada proses proyek pembuatan jalan dilakukan
terlebih dahulu pekerjaan
penggalian tanah dan alat yang dipergunakan adalah backhoe. Jenis tanah pada
lokasi proyek pembuatan jalan adalah clay/ tanah liat, sehingga pekerjaan penggalian tidak terlalu sulit untuk
dikerjakan.
6. Biaya penggunaan alat-alat berat per jam
a. Backhoe
·
Biaya sewa alat = Rp. 140.000,00/jam
·
Biaya operator =
Rp. 18.750,00/jam
·
Biaya bahan bakar
20
Liter/jam × Rp. 9.000,00 = Rp.
180.000,00/jam
·
Biaya minyak pelumas
2
Liter/jam × Rp. 18.000,00 = Rp. 36.000,00/jam
Biaya penggunaan backhoe perjam adalah :
(Biaya
sewa alat + Biaya operator + Biaya bahan bakar + Biaya minyak pelumas) = Rp. 374.750,00/jam
b. Dump truck
·
Biaya sewa alat = Rp. 162.500,00/jam
·
Biaya operator =
Rp. 18.750,00/jam
·
Biaya bahan bakar
13
Liter/jam × Rp. 9.000,00 = Rp.
117.000,00/jam
·
Biaya minyak pelumas
0,5
Liter/jam × Rp. 18.000,00 = Rp.
9.000,00/jam
Biaya penggunaan Dump truck perjam adalah :
(Biaya
sewa alat + Biaya operator + Biaya bahan bakar + Biaya minyak pelumas) = Rp. 307.250,00/jam
c. Bulldozer
·
Biaya sewa alat = Rp. 140.000,00/jam
·
Biaya operator =
Rp. 18.750,00/jam
·
Biaya bahan bakar
21
Liter/jam × Rp. 9.000,00 = Rp.
189.000,00/jam
·
Biaya minyak pelumas
2
Liter/jam × Rp. 18.000,00 = Rp.
36.000,00/jam
Biaya
penggunaan backhoe perjam adalah
(Biaya sewa alat + Biaya operator + Biaya bahan bakar + Biaya minyak pelumas) =
Rp. 383.750,00/jam
Tabel hasil produktifitas &
biaya pemakaian alat berdasarkan data realisasi di lapangan
Nama alat
|
Type
|
Produktifitas
Alat
|
Biaya
pemakaian alat/jam (Rp)
|
Jumlah alat (unit)
|
|
(m3/jam)
|
(m3/hari)
|
||||
Backhoe
|
Komatsu PC 200-8
|
65,571
|
524,57
|
374.750,00
|
4
|
Dump Truck
|
Hino F, 260 JD
|
27,48
|
219,48
|
307.250,00
|
10
|
Bulldozer
|
Komatsu D31P-20
|
19,96
|
159,73
|
383.750,00
|
1
|
Sumber : Hasil analisa, 2016
7.
Biaya
yang harus dikeluarkan berdasarkan data perencanaan
a. Backhoe
v Biaya operasional per hari
v Rp. 317.500,00 × 8 = Rp. 2.650.000,00
v Biaya operasional 300 hari
v Rp. 2.650.000,00 × 300 = Rp. 762.000.000,00
v Alat yang digunakan 3 unit
v Rp. 762.000.000,00 × 3 = Rp. 2.286.000.000,00
b. Dump truck
v Biaya operasional per hari
Rp. 325.250,00 × 8 =
Rp. 2.602.000,00
v Biaya operasional 300 hari
Rp. 2.602.000,00 × 300 = Rp. 780.600.000,00
v Alat yang digunakan 6 unit
Rp. 780.600.000,00 × 6 = Rp. 4.683.600.000,00
c.
Bulldozer
v Biaya operasional per hari
Rp. 259.550,00 × 8 =
Rp. 2.076.400,00
v Biaya operasional 150 hari
Rp. 2.076.400,00 × 150 = Rp. 311.460.000,00
v Alat yang digunakan 1 unit
Rp. 311.460.000,00 × 1 = Rp. 311.460.000,00
Tabel biaya pemakaian alat
berdasarkan data perencanaan
No.
|
Nama alat
|
Biaya
pemakaian alat (Rp.)
|
Jumlah alat (unit)
|
Waktu pemakaian
alat (hari)
|
1
|
Backhoe
|
2.286.000.000,00
|
3
|
300
|
2
|
Dump
truck
|
4.683.600.000,00
|
6
|
300
|
3
|
Bulldozer
|
311.460.000,00
|
1
|
150
|
Jumlah
|
7.281.060.000,00
|
|
|
Sumber
: Hasil analisa, 2016
8. Biaya yang harus dikeluarkan berdasarkan data realisasi di lapangan
a. Backhoe
v Biaya operasional per hari
Rp. 374.750,00 × 8 =
Rp. 2.998.000,00
v Biaya operasional 209 hari
Rp.
2.998.000,00 × 209 = Rp. 626.582.000,00
v Alat yang digunakan 4 unit
Rp.
626.582.000,00 × 4 = Rp. 2.506.328.000,00
b. Dump truck
v Biaya operasional per hari
Rp. 307.250,00 × 8 =
Rp. 2.458.000,00
v Biaya operasional 209 hari
Rp.
2.458.000,00 × 209 = Rp. 513.722.000,00
v Alat yang digunakan 6 unit
Rp. 513.722.000,00 × 10 = Rp. 5.137.220.000,00
c. Bulldozer
v Biaya operasional per hari
Rp. 383.750,00 × 8 =
Rp. 3.070.000,00
v Biaya operasional 145 hari
Rp.
3.070.000,00 × 145 = Rp. 445.150.000,00
v Alat yang digunakan 1 unit
Rp.
445.150.000,00 × 1 = Rp. 445.150.000,00
Tabel biaya pemakaian alat
berdasarkan data realisasi di lapangan
No.
|
Nama alat
|
Biaya pemakaian alat (Rp.)
|
Jumlah alat (unit)
|
Waktu pemakaian
alat (hari)
|
1
|
Backhoe
|
2.506.328.000,00
|
4
|
209
|
2
|
Dump truck
|
5.137.220.000,00
|
10
|
209
|
3
|
Bulldozer
|
445.150.000,00
|
1
|
145
|
Jumlah
|
8.088.698.000,00
|
|
|
Sumber
: Hasil analisa, 2016
Hasil
dari perbandingan antara perhitungan perencanaan dan realisasi di lapangan diperoleh yaitu, 3 unit backhoe, 6 unit dump truck, 1
unit bulldozer pada perhitungan
perencanaan. Sedangkan realisasi di lapangan diperoleh 4 unit backhoe, 10 unit dump truck, 1 unit bulldozer.
Selisih biaya pemakaian alat antara perhitungan perencanaan dan realisasi di lapangan Rp.8.088.698.000,00 – Rp.7.281.060.000,00 =
Rp.807.638.000,00. Biaya pada saat di lapangan lebih boros Rp. 807.638.000,00
karena jumlah alat berat yang tidak sesuai perencanaan, tetapi dari segi waktu pelaksanaan menjadi lebih cepat.
9. KESIMPULAN
Berdasarkan
studi kasus tersebut diperoleh kesimpulan bahwa jumlah alat berat di lapangan
tidak sama dengan jumlah yang direncanakan, yaitu backhoe dari 3 unit menjadi 4 unit, dump truck dari 6 unit
menjadi 10 unit dan biaya pada saat
di lapangan lebih boros Rp. 807.638.000,00 karena jumlah alat berat yang tidak
sesuai perencanaan, tetapi dari segi waktu pelaksanaan menjadi lebih cepat. Oleh karena itu saran untuk studi
kasus tersebut adalah dalam menghitung produksi
alat berat harus disesuaikan dengan keadaan di lapangan, operator alat berat hendaklah
dipilih yang sudah berpengalaman dan
juga pengawasan dalam pekerjaan lebih diperketat agar operator melaksanakan
tugasnya dengan baik.
Komentar
Posting Komentar